Viral Pelakor di Makassar Labrak Istri Sah, Berujung Digeruduk Warga

Muh Zulkarnain - detikSulsel | Senin, 28 Juli 2025 14:44 WIB
Ilustrasi keributan warga

Makassar — Kejadian memalukan terjadi di salah satu rumah kos di kawasan Panakkukang, Makassar, pada Sabtu (26/7). Seorang wanita muda, Rika (23), yang diduga sebagai pelakor, melabrak istri sah Ramli (29), yakni Atira (25), dalam sebuah insiden panas yang berujung digeruduk warga.

Kejadian bermula saat Rika tiba-tiba datang ke kosan tempat Atira tinggal, membawa emosi dan kata-kata kasar. Video yang direkam oleh warga menunjukkan Rika meneriaki Atira sambil menunjuk-nunjuk, bahkan melempar botol kecap dan cermin ke dalam kamar.

Atira yang saat itu sedang bersama anaknya yang masih berusia 3 tahun mencoba bertahan, namun akhirnya keluar dan memanggil tetangga karena merasa nyawanya terancam.

Tak lama, warga berdatangan dan mencoba menenangkan situasi. Beberapa ibu-ibu bahkan mengepung pelaku dan menyuruhnya meminta maaf. Polisi datang tak lama kemudian dan membawa kedua wanita tersebut ke kantor Polsek Panakkukang untuk dimintai keterangan.

"Saya benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Anak saya sampai menangis ketakutan melihat keributan itu," ujar Atira kepada detikSulsel.

Yang mengejutkan, di kantor polisi Rika justru balik melaporkan Atira atas dugaan penganiayaan. Menurutnya, Atira sempat hendak memukulnya dengan gagang sapu. Namun Atira membantah dan mengatakan hanya mengambil sapu untuk menjaga diri dari serangan Rika.

Ramli, suami Atira, yang diduga menjalin hubungan gelap dengan Rika, justru tampak pasif saat kejadian. Warga mengatakan ia tampak berdiri di sisi Rika, bukan istrinya sendiri.

“Kami sudah lama curiga. Perempuan itu sering datang malam-malam, kadang Ramli jemput pakai motor,” kata Ibu Lilis, salah satu tetangga kos.

Kapolsek Panakkukang, Kompol Ahmad Syarif, membenarkan adanya laporan ganda dalam kasus tersebut. Saat ini polisi masih mendalami bukti CCTV serta keterangan saksi yang berada di lokasi.

Kasus ini sontak menyedot perhatian warganet. Di media sosial, tagar #BelaAtira sempat trending di X (dulu Twitter). Banyak yang memberikan dukungan moral kepada Atira dan mengecam tindakan pelakor yang dinilai provokatif dan tidak memiliki empati.

"Pelakor makin berani, datang marah-marah ke istri sah. Dunia sudah kebalik!" tulis akun @wargaMakassar.

Psikolog keluarga, Risa Andayani, M.Psi, menilai bahwa kasus ini menunjukkan adanya pola konflik relasi yang tidak sehat. "Ini adalah hasil dari komunikasi yang rusak antara pasangan. Ketika salah satu pihak mencari pelarian emosional ke orang ketiga, dampaknya bisa sangat destruktif," katanya.

Risa juga mengimbau masyarakat untuk tidak cepat menghakimi tanpa tahu duduk persoalan yang sebenarnya. Namun di sisi lain, ia menyayangkan tindakan pelakor yang datang menyerang secara langsung. “Itu bisa memicu trauma, terutama jika ada anak kecil yang menyaksikan,” tambahnya.

Hingga saat ini, belum ada kejelasan soal nasib pernikahan Atira dan Ramli. Dalam pernyataan terakhirnya, Atira mengatakan ia sedang mempertimbangkan untuk menggugat cerai karena merasa sudah tidak dihargai sebagai istri dan ibu dari anak mereka.

Sementara itu, warga kos yang sebelumnya mendiamkan, kini mulai menunjukkan empati terhadap Atira. Beberapa bahkan membantu mengurus pindahan barang dan menjaga anaknya sementara ia dipanggil ke kantor polisi untuk pemeriksaan lanjutan.

“Dia wanita kuat. Kami salut dia tetap tenang meski dilabrak seperti itu,” ujar Pak Didi, salah satu pengurus RT setempat.

Kasus ini membuka mata publik bahwa kekerasan dalam rumah tangga tidak selalu berupa fisik, tetapi juga bisa berupa pelecehan emosional, ancaman dari pihak luar, dan rasa tidak aman dalam rumah sendiri.

Di sisi lain, peristiwa ini juga menjadi cerminan krisis moral dan lemahnya kontrol sosial. Ketika norma-norma pernikahan dilecehkan, dampaknya bisa jauh lebih besar daripada sekadar keretakan rumah tangga.

“Semoga tidak ada lagi Atira-Atira lainnya yang menjadi korban karena kelalaian dan ketidaksetiaan pasangannya,” tutup Risa, sang psikolog.

Polisi menjanjikan akan menyelesaikan kasus ini secara objektif. Jika ditemukan unsur pidana dari kedua belah pihak, proses hukum akan dijalankan sesuai aturan yang berlaku.

Berita ini masih akan terus dikembangkan dan kami akan memberikan update lebih lanjut begitu informasi baru diperoleh.